Hari demi hari aku lewati dengan benci. Aku benci keadaan ini.
Keadaan ketika aku ngga bisa berbuat apa apa lagi untuk kamu yang sudah
orang lain miliki. Harusnya aku yang mengusap air mata. Harusnya aku
yang ada disana. Meski semuanya sudah terlambat, tapi aku yang lebih
sayang kamu dan kenyataannya meski tak pernah memiliki. Merelakanmu
tetap saja menyakitkan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar