keep calm . you stalker ? lovers ? or haters ? I don't care :) keep enjoy !

Minggu, 20 Januari 2013

siapa di balik topeng Dwitasari ?


Nah beberapa hari ke belakang dunia twitter heboh nih dengan isu yang menyebutkan kalo akun yang bisa di bilang “ratunya kata-kata bijak”  dwitasari dwita atau @dwitasaridwita itu fake. Hah fake ? akun dengan ratusan ribu followers yang jago ngeluarin kata-kata ngeeh nya itu ternyata Cuma akun yang di pake buat ngedongkrak sesuatu ? saya juga awalnya agak kurang percaya. Tapi saya juga gak begitu percaya dengan pengakuan dari beberapa blog dan tweet mengenai kebohongan mbak dwita yang berhasil saya ringkas. So check this :

1. dwitasari “jelmaan” lain dari tokoh Bianca Dominique ?
Mungkin semua pada nanya ya siapa sih Bianca Dominique sampe-sampe di hubungin sama mbak dwita ? buat sebagian yang udah baca buku terbitan dwita yang berjudul Raksasa Dari Jogja pasti gak akan asing dengan nama itu. Bianca Dominique itu ga salah lagi adalah tokoh utama dalam novel #RDJ . loh ada apa dengan si tokoh utama ? sebelum beredarnya buku ini, nama Bianca Dominique sudah lebih di kenal kurang lebih dari tahun 2009. Dia di kenal sebagai akun fake yang katanya di jejaring social facebook selalu menggoda cowok-cowok. Dia juga mempunyai akun @bian_dominique yang  selalu mengeluarkan kata-kata bijak. Tetapi kepalsuannya itu terbongkar pada tahun 2011 setelah nama Tarita Hasman yang mengaku fotonya telah di palgiat-in oleh Bianca angkat bicara. Entah geram atau bagaimana, akhirnya Bianca angkat bicara perihal ke-fake-an nya itu. dia berkata dalam salah satu tweetnya "OKE GUE NGAKU GUE ITU FIKTIF! HATERS PUAS?!!"
Nah semenjak kejadian itu semua account atas nama Bianca deactive. Seperti di telan bumi ya.
Dan yang menjadi permasalahan kenapa di novel #RDJ mbak dwita harus menggunakan nama Bianca Dominique ? kenapa gak Indri Dominique atau Bianca Juno gitu ? haha. Some people said kalo emang akun Bianca itu di pake buat ngedongkrak popularitas dia sebelum novel dia keluar, dan setelah keluar dia pake akun atas nama orang lain biar novel dia laku? Hmm masih misteri~

2. Tweet Dwita copypaste dan akunnya beli ?
Nah, yang ini gue dapet info atau semacam pembongkaran kebohongan si dwita dari akun @kikiorizky . Katanya dwita itu pernah copypaste tweet dia gitu. Terus dia juga ngungkapin kalo twitter dwita itu beli, dulu namanya bukan @dwitasaridwita tapi @nomentionstory, yang ini saya gak tau dia dapet info darimana. Anehnya, diblog dwita itu dia nulis gak suka banget ama orang – orang copy paste atau plagiat, dia ngungkapin kalo mau copy paste harus ijin yang punya dulu. Nah, dia sendiri disebut apa dong? Plagiat? Copyters? Hahaha

3. kenapa foto dwita selalu di tutup ?
Beberapa orang yang saya kenal dan kebetulan tau dengan akun dwitasari selalu bilang “mukanya mbak dwita itu gimana sih? Ko di tutup mulu?” itu juga mengundang rasa penasaran yang memuncak buat saya. Apa maksud dari seseorang menyembunyikan wajahnya? Apakah buronan polisi kah? Atau memang itu foto dari orang lain? Saya pernah membaca sebuah tweet “dwitasari mainnya gitu ya, pas aku mention kenapa mukanya di tutup dia langsung block aku” loh loh ada apa nih sama mbak dwita ? kenapa bisa main block ? apa emang mbak dwita merasa tersinggung atau memang takut rahasianya terungkap ?
Nah saya menulis ini bkan maksud saya mau menjelek-jelekkan mbak dwita ya. saya sebagai salah satu orang yang ngerasa mbak dwita ‘hebat’ jujur ngerasa sedikit kecewa. Kalo emang semua isu yang beredar itu bener adanya, apa coba maksud dari drama yang dimainin sama mbak dwita ini ? Don’t need make up to cover up, being the way that you’re is ENOUGH !


Rabu, 16 Januari 2013

Yang Bodoh Aku, Yang Tolol Kamu, Atau Kita Sama-Sama Idiot?

 “Aku hanya ingin diperlakukan seperti wanita.” Ucapku tegas sambil menyorot matanya.

“Memangnya, aku memperlakukanmu seperti waria?” Jawabnya singkat, mengundang emosiku naik satu tangga walau belum menuju puncak.

“Kamu ini bisa peka sedikit tidak? Percuma kamu punya perasaan kalau tidak dipakai dan digunakan!” Bentakku menyentuh kasar gendang telinganya. Dia hanya tercengang, tak percaya aku bisa mengeluarkan suara sekencang itu.

“Jadi, aku harus gimana dong, Wanitaku?” Tanyanya dengan nada sedikit manja, uh aku tak tergoda! Kalau saja ada sebuah barang di tanganku, sudah kulemparkan ke wajahnya, hingga memar dan merah.

“Kok nanya? Pikir sendiri dong, Bodoh!” Jawabku sinis, aku masih memalingkan wajah, enggan menatapnya wajahnya yang datar dan seringkali tak berekspresi itu.

"Aku kurang apa?” Kembali dia bertanya, tanpa wajah berdosa.

“Astaga Tuhaaaaaaaaaan, kamu pengen buat aku mati di tempat, hah?!”

“Astaga Tuhaaaaaaaaaan, mahluk ciptaanMu yang satu ini kelewat sensi!”

“Kamu maunya diperhatiin tapi enggak mau memperhatikan, kamu maunya disayangi tapi jarang menyayangi, kamu maunya dipedulikan tapi jarang mempedulikan, kamu selalu menyalahkan tapi seringkali enggak mau disalahkan, kamu itu seringkali………….”

“STOP! Bisa enggak sih kamu enggak buat aku tambah capek, Tolol!” Bentaknya dengan nada tinggi, aku terdiam.

Seketika suasana menjadi hening, rambutku berantakan, dan bajunya yang acak-acakan, setiap kali ada pertengkaran, kami selalu terlihat menjijikan. Dia berjalan ke arahku, melayangkan tamparan hangat dipipiku, “Cewe manja kayak kamu harus tahu rasanya sakit. Kalau kamu kebiasaan nyakitin orang lain justru perasaan kamu yang lama-kelamaan akan mati. Kamu terlalu banyak ngeluh, kalau kamu mau seseorang yang kamu cintai berubah menjadi seseorang yang kamu mau, suruh robot aja, jangan suruh manusia!”

Aku hanya terdiam menatapnya, air mata perlahan menuruni kelopak mataku, mengalir begitu saja di pipiku, “Enggak pernah ada cowo yang memperlakukan aku seperti itu, Bodoh!”

“Itu masalahnya! Terlalu banyak cowo idiot yang kamu atur-atur hidupnya. Kamu bisa miliki hati seseorang, tapi kamu belum tentu miliki jalan hidupnya! Cobalah mengerti sudut pandangku, Sayang. Jangan gunakan keegoisanmu untuk mempertahankan sesuatu yang sebenarnya tak baik untukmu. Ini bukan hanya masalahmu, tapi ini masalah kita, Sayang.” Ucapnya menenangkanku, dia gunakan tangannya yang lembut untuk menghapus air mataku.

“Tuhan selalu punya rencana tersendiri, buktinya kini aku jadi kekasihmu dan aku banyak belajar darimu.”

“Pikiranku bisa saja salah, tapi pikiran kita bisa saja benar, karena kita memikirkannya berdua, bukan sendiri-sendiri.” Ucapnya lembut sambil memasang senyum simpul dibibirnya. Tak pernah aku merasa setenang dan sehangat itu.

Aku ingin menjadi bidadari buatmu~

Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki.”

Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ.
Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.
Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? 
Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauhul Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.

Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama. 
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata. 
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati. 
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat. 
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam. 
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia. Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi..

Sebagian dalam diriku:')


Ada sepasang kekasih yg bernama Dio&Regina. Mereka sudah menjalin hubungan hampir 2tahun. Dio,berumur 23 tahun,sedangkan Regina 21 tahun. Mereka ada di universitas yg sama. Hubungan mereka selama ini penuh dgn kekecewaan, penantian, kesabaran, dan masalah. Tapi tdk jarang mereka bisa tertawa bahagia. Ayah Regina, Om Dika, salah satu orang yg mereka cemaskan. Ayah Regina tdk merestui hubungan mereka, namun ibu Regina, ayah serta ibu Dio merestui hubungan mereka. Ayah Regina bukannya tdk suka dgn Dio, namun ayah Regina memang belum memperbolehkan anak satu2nya itu berpacaran, dgn laki2 siapa pun itu. Regina selalu merasa bersalah karena telah mengkhianati ayahnya, akan tetapi Regina sangat mencintai Dio. Mereka sulit sekali bertemu, mereka hanya bisa bertemu saat dikampus. Regina, yg selalu sabar&tegar, terbiasa menerima keadaan ini. Dio, laki2 ini mengidap penyakit. Ginjal dio sedikit bermasalah. Hingga Dio harus rela bolak balik rumah sakit saat perutnya terasa sakit. Mereka sering berjanji untuk hang out, berbagai cara dilakukan Regina agar bisa keluar dr rumah. Dio harus selalu ekstra sabar saat2 seperti ini. Tapi akhirnya pun mereka jg bisa pergi dari rumah. Tapi tdk jarang juga mereka gagal. Alhasil yg biasanya paling paling paling sedih ya Dio. Di anniversary yg ke 23 bulan, Dio mengajak Regina dinner. Tapi Regina ragu2, bimbang, dan bingung. Belum sempat Regina menjawab, Dio berontak. Dio begitu kecewa. Sudah hampir 10 kali Dio mengajak kencan tp jwbnnya "aduh,aku nggak bisa dio". Saat Dio bersikap kasar kpd Regina, Regina hanya bisa tertunduk sedih mendengarnya. Hingga Dio sedikit mereda amarahnya, Dio berkata "udah cukup, aku gak kuat harus lama2 bersabar nungguin km. mau sampe kapan kita kayak gini? ayah kamu sampe kapan kayak gini? Aku pengen, hubungan kita cukup sampe segini aja. dan aku udah males liat muka kamu lagi. Pergi dr kehidupanku sejauh2jauhnya. makasih." Sontak Regina terkejut Dio berkata seperti itu. Hati Regina bagaikan disambar petir. "kenapa? apa salahku? please aku mohon, tunggu aku, kita sama2 bersabar. maafin aku ya belum bisa buat kamu bahagia, aku tau selalu buat kamu kecewa, tapi aku mohon:(. oke kalo memang ini yg terbaik buat kita, makasih jg kamu bisa bertahan sampe disini. Jangan harap, aku bisa nglupain kamu. Dan yg pasti aku selalu menyanyangimu. makasih ya dio, aku berusaha untuk pergi dr kehidupanmu sejauh-jauhnya." Dari pohon ditaman kampus itu, Regina meninggalkan Dio. Pindah ke bagian taman yg lain. Dalam hati Regina menjerit kesakitan, nangis menjerit. "Tuhan.. kenapa Dio tega? apa salahku? kenapa dia tdk mau menerima yg ada di kehidupanku yg seharusnya aku terima? berilah aku keajaiban yaAllah.. aku begitu beruntung memilikinya, aku benar2 menyayanginya, aku tdk mau kehilangannya.. jika ini kehendakmu, terima kasih Tuhan. aku pernah mengenalnya. aku pernah menjadi bagian dr hidupnya. semoga Dio mendapat apa yg dia inginkan, mendapat yg lebih baik dr sebelumnya.." sambil menangis, Regina mencurahkan isi hatinya, semuanya. 1 pekan setelah kejadian itu, tdk ada tanda2 kemunculan Regina dikampus. Sahabat2nya jg bingung kemana Regina sebenarnya, sama sekali tdk ada kabar. Lain halnya Dio, dia stres berat, ginjalnya kambuh, dan dia dilarikan kerumah sakit. Berita itu sampai di telinga Regina. Saat Regina kerumah sakit,dan bertemu orang tua Dio, katanya dio gagal ginjal, membutuhkan donor ginjal yg pas. Dio&Regina mempunyai banyak kesamaan, termasuk ginjal mereka. Regina mempunyai niat mendonorkan untuk Dio, tapi bertentangan dgn ayahnya sendiri. Sejuta bujukan yg Regina lakukan, tetap ayahnya tdk memperbolehkan. Tanpa sepengetahuan siapa pun, hanya Allah Dokter dan Regina sendiri, Regina nekat mendonorkan ginjalnya untuk Dio. Bagi Regina, Dio adalah sosok berharga bagi kehidupannya disamping orang tuanya. Om Dika terpaksa mengalah. 1 minggu setelah operasi pendonoran ginjal, Dio sm sekali blm mengetahui bahwa ginjal kanannya itu ginjal Regina. "kamu sudah sembuh dio,ayo kita pulang kerumah." kata ibu Dio. "sembuh?" dio bertanya. "iya sembuh, ada orang yg berbaik hati memberi ginjalnya untuk kamu." dio bertanya lg, "hah? siapa ma? siapa dia? cewek apa cowok?" ibunya berkata, "cewek sayang,dia adalah Regina." Dio sm sekali tidak menyangka, mantan yg sangat dia benci, masih mau memberi ginjalnya untuk Dio. "regina? dimana ma dia sekarang?dimanaaa?" ibunya berkata, "dio anakku, dia telah mewujudkan impian kamu. Dia sedang tersenyum melihatmu sembuh, dia melihatmu dari surga.." Dio tak sanggup berkata2 lagi. Hatinya menyesal bukan main. Hatinya terasa ada yg memukul tdk henti2. Regina, wanita itu, tidak hanya pergi untuk sejauh2nya, namun juga untuk selama-lamanya... Di batu nisan..
Untuk Reginaku.. Maafkan aku, telah membuat hatimu sakit yg begitu mendalam. Maafkan aku, yang tidak mau menunggu. Selamat tinggal Regina sayang, aku akan mengenangmu sebagai wanita indah yg selalu menyayangiku.. Dio

I Won't Give Up

When I look into your eyes
It’s like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
Well there’s so much they hold
And just like them old stars
I see that you’ve come so far
To be right where you are
How old is your soul?
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
I won’t give up on us
Even if the skies get rough
I’m giving you all my love
I’m still looking up
And when you’re needing your space
To do some navigating
I’ll be here patiently waiting
To see what you find
‘Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We’ve got a lot to learn
God knows we’re worth it
No, I won’t give up
I don’t wanna be someone who walks away so easily
I’m here to stay and make the difference that I can make
Our differences they do a lot to teach us how to use the tools and gifts
We got yeah we got a lot at stake
And in the end,
You’re still my friend at least we didn’t tend
For us to work we didn’t break, we didn’t burn
We had to learn, how to bend without the world caving in
I had to learn what I got, and what I’m not
And who I am
I won’t give up on us
Even if the skies get rough
I’m giving you all my love
I’m still looking up
I’m still looking up
I won’t give up on us
God knows I’m tough, he knows
We got a lot to learn
God knows we’re worth it
I won’t give up on us
Even if the skies get rough
I’m giving you all my love
I’m still looking up…

jarak ?


Pagi ini, aku masih menjalani rutinitasku. Menatap handphone, menatap jam, menghirup dinginnya dunia. Dinginnya dunia? Iya, sangat dingin. Aku tak pernah merasa sedingin ini sebelum pertengkaran kemarin. Pagi cerah yang harusnya aku rasakan begitu hangat yang biasanya di tambah sedikit pesan singkat mesra dan manja darimu kini tak ku dapatkan lagi.
Aku kembali merenung, terdiam, terbunuh sepi, dan masih larut dalam sedihku. Mengapa hal yang sudah aku anggap akan menjadi cerah keesokan harinya justru tenggelam seiring matahari terbenam?  Pesan singkatmu kemarin, ya sungguh bukan hanya menghancurkan rasaku. Tapi jiwa, dan segala harapan yang aku punya.
Aku tak mengerti, apakah ini salah kita atau memang salah jarak? Saat jarak yang menjadi alasan utama, jujur rasanya ingin aku menabrak jalanan panjang yang memisahkan kotaku dan kotamu. Jarak, memang sebuah alasan. Alasan untuk tetap bertahan, alasan untuk tetap merindukan, bukanlah alasan untuk memisahkan! Aku tak sepertimu, aku tetap tabah dan aku tak pernah menjadikan jarak sebagai musuhku. Aku yakin, jaraklah yang mampu membuat kita semakin dekat, semakin rindu, semakin mengharapkan. Tapi mengapa persepsimu tak pernah sama dengan persepsimu? Kamu selalu menganggap jarak itu musuhmu. Kamu sama saja seperti memusuhi dirimu sendiri. Kamu selalu menganggap apa yang janggal adalah yang menghancurkan. Tidak selamanya begitu ! kebahagiaan tak selalu dating dari kebaikan, menurutku yang buruk pun masih bisa memberikan setitik kebahagiaan. Jarak, misalnya.

di balik kata "POSESIF"


“posesif” hmm denger kata itu apa sih yang ada dalam fikiran kamu? Pasti gak akan jauh dari “lebay” atau “berlebihan” . banyak yang menganggap posesif itu positif dan negative. Ada pula orang yang senang dengan sifat posesif, dan ada juga yang menganggap posesif itu justru membatasi ruang gerak. Let’s read this, saya iseng menyurvei beberapa teman-teman dekat saya mengenai “posesif” ini, dan inilah tanggapan mereka :
“posesif ituboleh aja asal jangan berlebihan, ntar bisa jenuh”-Ochi, Ciamis
“semacam over protektif gitu. Kayaknya gak baik deh kalo berlebihan mah”-Lisda, Ciamis
“posesif itu salah, karena banyak dari kita yang hancur hubungannya Cuma karena asalasan cewek/cowoknya terlalu posesif”-Teguh, Banjarsari
“posesif tergantung terhadap apa, kalo baru rasa memiliki gak salah, tapi kalo udah ke perilaku rasa memiliki bisa salah”-Fyra, Jakarta
“posesif itu tingkah seorang manusia yang berlebihan”-Jihan, Banjarsari
“posesif itu gak salah sama sekali, Cuma ya kalo terlalu berlebihan gak baik juga”-Ocha, Pangandaran
“Posesif itu ketakutan yang berlebih,mungkin takut kehilangan. Tapi ada juga yang posesif ternyata di belakang pacarnya malah justru dia yang main belakang, justru dia yang brengsek”-Nana, Ciamis
“posesif itu tingkah seorang yang memiliki rasa berlebihan sehingga banyak sikap khawatir, jadi intinya di dalam hubungan pasangan banyak melarang, contohnya maen sama temennya aja gak boleh”Dena, Banjarsari
“menurut hemat saya posesif itu adalah lagunya naïf :D”-DasKalkunDas, Banjarsari
“menurut saya posesif itu adalah terlalu itu we lah :D”-Ria, Banjarsari
“posesif itu selalu berfikir sisi buruk dari setiap keadaan”-Sigit dan Kiki, Banjarsari
“posesif itu berpikiran yang buruk kepada orang lain”-Geri, Banjarsari
“ngekang pacar berlebihan”-Adel, Banjarsari
“posesif itu selalu bikin orang naik darah”-Mulya, Banjarsari
“posesif itu ngelarang pacar bertingkah semaunya”-Ani, Bnajarsari
“posesif itu selalu ingin menguasai miliknya”-Kamus bahasa inggris
“posesif = sensitive”-Rifky, Banjarsari
“terlalu cemburuan, banyak ngatur”-Anggi, Banjarsari

Well, sebelumnya makasih buat yang udah mau ngasih tanggapannya J And then, mungkin semua pada aneh, “kenapa tiba-tiba nanyain definisi posesif?” . saya pernah bergelut dengan si “posesif” ini. dimana orang yang saya sayang memiliki persepsi berbeda dengan saya dalam hal “posesif”. Saya bisa menangkap, mungkin kurang lebih inilah jawaban dari orang yang saya cintai mengenai posesif :
“posesif itu menjadi batas ruang gerak. Tiap ke toko atau lagi jalan ngeliat cewe dikit, pasti pacar saya langsung kepo padahal itu cuma temen saya”
Hmm tapi saya fikir posesif itu merupakan wujud lain dari cinta. Rasa khawatir, rasa terlalu cinta, rasa terlalu takut kehilangan mungkin jadi alasan mengapa rasa posesif itu muncul.
Nah apa posesif menurut anda ?

Selasa, 15 Januari 2013

disini, dan tanpamu

Aku tau yang lakuin ini salah, mencintai kamu. Namun dalam perihal cinta, logika ngga pernah setuju. Dalam perihal rindu, gengsi ngga pernah tunduk. Meski disini tanpa kamu, melihat senyum kamu bikin aku ngerasa  ngga sendiri, ada kamu disini, dihati ini, meski juga dihatinya.
  Memang cinta yang besar bukan di nilai dari seberapa lama memendamnya,
tapi seberapa berapa berani mengungkapkannya dengan indah.Tapi apa daya, aku bukan ngga berani nngungkapin ini. Tapi, kamu masih milik dia, memangnya aku bisa apa. Aku disini tanpa kamu. Aku cuma ngga mau ngancurin apa yang kamu bangun sama dia. Aku bukan sok suci. Aku cuma ga mau keadaan kaya gitu terjadi sama kamu. Aku cuma ga mau ngeliat kamu sedih.
  Biarkan saja aku disini menunggu. Menunggu dalam lingkaran waktu, menunggu dalam dilema. Dilema mengharapkan dan menantimu akhirnya sendiri lagi atau melihatmu terus bahagia meski dengannya.

merelakan tanpa memilih

Dia yang kamu sebut-sebut sempurna. Dia yang kamu bilang segalanya. Tapi dia pula yang akhirnya buatmu teteskan air mata. Bukan dia yang terima kamu apa adanya. Bukan dia yang selalu ada. Apa pundaknya sekuat aku? Menampung keluh kesah mu. Apa bahagianya sesederhana aku melihat senyum mu? Apa kamu tau serapuh apa hati aku ?
   Hari demi hari aku lewati dengan benci. Aku benci keadaan ini. Keadaan ketika aku ngga bisa berbuat apa apa lagi untuk kamu yang sudah orang lain miliki. Harusnya aku yang mengusap air mata. Harusnya aku yang ada disana. Meski semuanya sudah terlambat, tapi aku yang lebih sayang kamu dan kenyataannya meski tak pernah memiliki. Merelakanmu tetap saja menyakitkan hati.

satu tahun. tanpamu

Aku terbangun seperti biasa. Menatap handphone beberapa lama, lalu melirik diam-diam ke arah jam, menatap langit-langit kamar yang sama. Menatap lemari, meja belajar dan rak buku juga masih sama. Tak ada yang beda disini. Aku masih bernafas, jantungku masih berdetak dan denyut nadiku masih bekerja dengan normal. Memang semua terlihat mengalir dan bergerak seperti biasa. Tapi apakah yang terlihat oleh mata benar benar sama dengan yang dirasakan oleh hati. Mataku berkunang-kunang, pagi tadi memang sangat dingin. Aku menarik selimut dan membiarkan wajahku tenggelam disana. Dan tetap saja aku tak temukan kehangatan. Tetap menggigil, aku sendirian dengan kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut ruas otak seakan membekukan kinerja hati. Aku berharap semua hanya mimpi dan ada seseorang dengan sukarela membangunkanku atau menampar wajahku dengan sangat keras. Sungguh aku ingin tersadar dari bayang-bayang yang terlalu sering ku kejar. Sekali lagi aku masih sendiri, bermain dengan masa lalu. Yang sebenarnya tak pernah ingin ku ingat lagi. Sudah tanggal 03. Seberapa pentingkah tanggal 03? memang tidak sepenting bagi siapapun yang tak mengalami hal spesial di tanggal 03. Kita masuk dibulan  september. Bulan yang baru, harapan baru, mimpi yang baru dan cita-cita baru, juga kadang tak ada yang baru. Aku hanya ingin kau tahu tak semua yang baru menjamin kebahagiaan dan tak semua yang disebut masa lalu akan menghasilkan air mata.
Aku begitu yakin pada hal itu, sampai pada akhirnya aku  tahu rasanya perpisahan. Aku tahu rasanya melepaskan diri dari segala hal yang sebenarnya tak pernah ingin ku tinggalkan. Aku semakin tahu masa lalu setidaknya selalu jadi sebab kamu yang dulu ku miliki tak lagi bisa ku genggam dengan jemari. Kita berpisah tanpa alasan yang jelas, tanpa diskusi dan interupsi. Iya berpisah begitu saja. Seakan-akan semuanya hanya masalah sepele. Bisa begitu mudah disentil oleh 1 hentakan kecil sangat mudah. Sampai aku tak bena-benar mengerti. Apakah kita memang telah benar-benar berpisah? atau dulu sebenarnya kita tak  punya keterikatan apa-apa. Hanya saja aku dan kamu senang mendengungkan rasa yang sama. Cinta yang dulu kita bela begitu manis berbisik, lirih, dingin, dan mempesona. Segala yang semu menggoda aku dan kamu kemudian menyatulah kita dalam rasa yang katanya cinta. Aku mulai berani melewati banyak hal bersamamu. Kita habiskan waktu dengan langkah yang sama dengan denyut yang tak berbeda, begitu seirama tanpa celah, tanpa cacat, sempurna dan aku bahagia. Bahagia. Benarkah aku dan kamu pernah merasa bahagia? jika iya mengapa kita memilih perpisahan sebagai jalan. Jika bahagia adalah jawaban mengapa aku dan kamu masih sering bertanya tanya? pada tuhan, pada manusia lainya dan pada hati  kita sendiri. Kenapa kau harus ubah mimpi menjadi api? mengapa kau ubah pelangi menjadi buih? mengapa harus kau ciptakan luka? jika selama ini kau merasa kita telah sampai di puncak bahagia. Kegelisahan ku meningkat ketika aku memikirkan mu, ketika aku memikirkan pola makanmu juga kesehatanmu. Aku bahkan masih mengkhawatirkanmu, masih diam-diam mencari tahu kabarmu dan aku masih merasa sakit jika sudah ada yang lain yang mengisi kekosongan hatimu. Seharusnya aku tak perlu merasa seperti itu. Karna kau masa lalu, karna kita tak terikat apa-apa lagi. Benar akulah yang bodoh, yang tak memutuskan diri untuk berhenti. Aku masih berjalan terus berjalan dengan penutup mata yang tak ingin ku buka. Semuanya gelap, tanpamu kosong. Ternyata hari berlalu dengan sangat cepat sudah setahun dan sudah terhitung lagi berapa frase kata yang terucap untukmu di dalam doa. Salahku yang terlalu perasa. Salahku yang mengartikan segalanya dengan sangat berani. Kupikir dengan ikuti aturanku semua akan semakin sempurna. Lagi dan lagi aku salah. Dan kamu memilih untuk pergi, ini juga salahku karna tak mengunci langkahmu ketika ingin menjauh. Setelah perpisahan itu hari-hari yang ku lalui masih sama. Aku masih mengerjakan rutinitas ku dan aku masih berusaha  mencari penggantimu. Mereka berlalu-lalang datang dan pergi. Ada yang diam berlama-lama, ada yang hanya ingin singgah. Semua berrotasi berputar dan berganti. Namun tak ada lagi yang sama. Kali ini semua berbeda, tak ada kamu yang dulu, tak ada  kita yang dulu. Semua kenangan memang berasal dari masa lalu, tapi tetap punya tempat tersendiri dalam hati yang sedang bergerak ke masa depan. Hidupku tak lagi sama dan aku masih berjuang untuk melupakan sosokmu yang tak lagi terrangkum oleh  pelukan. Padahal aku masih jalani hari yang sama aku masih menjadi diriku dan jiwaku masih lekat dengan tubuhku. Tapi masih ada yang kurang dan berbeda. Kesunyian ini bernama tanpamu. Jika jemari ditakdirkan untuk menghapus air mata, mengapa kali ini aku menghapus air mataku sendiri? dimanakah jemarimu saat tak bisa kau hapuskan air mata ku? (adopsi blog dwitasari)